Tak
cukup hanya mengandalkan pengalaman dan daya intuisi untuk memulai
sebuah bisnis. Lebih dari itu seorang calon pebisnis kini kian dituntut
untuk melakukan studi kelayakan pada bisnis yang ingin dijalankan.
Bukan hanya sekedar untuk kepentingan menilai
kelayakan usaha yang akan dibangun, studi kelayakan saat ini sudah
menjadi keharusan bagi calon pebisnis untuk kepentingan memulai bisnis.
Seperti diuraikan oleh Ahmad Subagyo, seorang
bankir dan penulis buku studi kelayakan usaha pada website-nya yang
bernama www.studikelayakan.com. “Awalnya studi kelayakan
(SK) diperlukan hanya untuk menilai kelayakan usaha skala menengah dan
besar, namun dekade ini studi kelayakan juga menjadi pra syarat
kelengkapan kredit calon debitur baik usaha besar, menengah maupun
kecil. Selain itu calon investor dalam menilai kelayakan bisnis yang
akan didanainya selalu mensyaratkan adanya SK demikian juga pemerintah
dalam pemberian ijin operasional juga mensyaratkan laporan SK,” urainya.
Lantas bagian apa saja yang harus
diperhatikan calon pebisnis dalam membuat suatu SK? Masih dari sumber
yang sama, disebutkan bahwa tidak ada cara yang baku dalam metode
penyusunan studi kelayakan. Namun pada umumnya SK terdiri dari beberapa
aspek, minimal terdiri dari (1) aspek pasar dan pemasaran, (2) aspek
teknis produksi dan teknologis, (3) aspek manajemen, (4) aspek legal dan
perijinan, dan (5) aspek keuangan. Sementara tingkat kerumitan,
kedalaman, dan kompleksitas studi kelayakan tergantung dari obyek kajian
studi itu sendiri.
Pada aspek pasar dan pemasaran calon pebisnis
perlu meninjau beberapa hal penting. Tinjauan mengenai latar belakang
bisa menjelaskan mengenai kronologis produk dan alasan mengapa objek
tersebut dipilih, serta kondisi pasar atas produk secara umum.
Berikutnya adalah masalah permintaan yang berisi tentang data jumlah
permintaan terhadap produk berdasarkan data primer hasil survey, riset
pasar, maupun data sekunder yang diperoleh dari sumber lain, misalnya
data BPS, Lembaga Riset Nasional, dan laporan publikasi. Setelah
mendapatkan data permintaan, selanjutnya dari data tersebut di
proyeksikan ke depan (proyeksi permintaan), bagaimana kecenderungan
permintaannya, ada kenaikan atau sebaliknya. Sementara pada bagian
penawaran menjelaskan tentang jumlah produk sejenis yang ditawarkan oleh
perusahaan lain, atau jumlah produk sejenis yang ada di pasaran, volume
produksi perusahaan – perusahaan sejenis, sumber data lainnya yang
dapat dimanfaatkan adalah data dari pengguna produk sejenis.
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya yaitu
permintaan dan penawaran , maka dapat dilakukan analisis peluang yaitu
selisih antara demand dan supply. Perlu juga mendefinisikan produk yang
menjelaskan tentang kualitas, spesifikasi, kemasan, bentuk fisik,
material yang digunakan, dan nama produk (brand), disamping harga yang
menjelaskan tentang metode penetapan harga yang digunakan, dan berapa
harga yang ditetapkan untuk produk yang akan dilaunching.
Tak kalah penting di bagian pasar dan
pemasaran ini yang dilihat adalah jalur distribusi ke konsumen. Dalam
hal promosi, ditentukan media apa yang akan digunakan untuk
mempromosikan produk, berapa biayanya dan dalam waktu berapa lama.
Selain juga strategi pemasaran yang digunakan untuk menentukan kebijakan
yang akan diambil oleh calon pebisnis berdasarkan data-data sebelumnya.
Calon pebisnis juga perlu menentukan posisi yang tepat, apa saja
kekuatan dan kelemahan perusahaan saat ini, dan peluang serta ancaman
apa yang akan dihadapi oleh perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT.
Menentukan langkah dan strategi yang tepat atau keputusan strategi,
sehingga produk dan perusahaan akan berhasil dalam persaingan. Dari
penulusuran-penulusuran tersebut barulah calon pebisnis bisa melakukan
penilaian kelayakan, apakah objek studi berdasarkan aspek pasar dan
pemasaran ini dapat dinilai layak atau tidak.
Pada bagian berikut, yaitu aspek teknis dan
produksi, Ahmad menjabarkan seleksi produk, deskripsi produk, mesin dan
teknologi yang akan digunakan, lokasi usaha, proses produksi, lay out
fasilitas mesin dan pabrik, serta luas dan kapasitas produksi.
Sedangkan pada bidang manajemen dan
sumberdaya manusia calon pebisnis diajak mempersiapkan struktur
organisasi, analisis dan deskripsi pekerjaan, rekrutmen dan seleksi,
sistem kompensasi, program pengembangan karyawan, dan sistem informasi
manajemen.
Beberapa masalah yang harus diperhatikan
dalam aspek hukum dan legalitas diantaranya badan hukum, dan anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga serta jenis-jenis ijin yang diperlukan.
Pada aspek keuangan dan ekonomi, bisa dilihat
masalah seperti modal kerja, modal investasi, proyeksi laporan
keuangan, penilaian investasi, yang kemudian bisa membuat analisa
denganrasio keuangan dalam bentuk tingkat likuiditas atau rasio
profitabilitas misalnya.
Agar studi bisa memberikan hasil yang maksimal, sebaiknya data serta sumber informasi yang digunakan valid, dan up to date. (SH)
0 komentar:
Posting Komentar