Rabu, 06 Maret 2013

Cara Membuat Tempe Spesial Yang Lezat dan Gurih

Tempe Resep Indonesia Dibuat di Belanda, Diekspor ke Seluruh Dunia

Tempe.
Tempe  adalah makanan khas Indonesia Dimanapun orang Indonesia berada, daging nabati ini selalu ingin dinikmati. Biasanya, tempe (tertulis di bungkus plastiknya, Tempeh) yang beredar di Jerman, misalnya adalah buatan Belanda. Mengapa bukan tempe buatan asli Indonesia (sumbernya) yang tersebar luas di seluruh jagad? Jawabannya ada pada orang Indonesia sendiri. Dan peluang bisnis itupun disambut Belanda! Tempeh made in Holland is everywhere around the globe!








13402605251472205015
Cara Membuat Tempe









Konon dua ribuan tahun yang lalu, tempe dan tahu dibawa oleh pedagang China ke Indonesia. Selama tinggal di Jawa, masyarakatnya mengkonsumsi tempe setidaknya sekali sehari lantaran kandungan proteinnya nabatinya yang cukup tapi masuk program diet, vitamin B12 dan fiber-nya. Ini makanan sehat.
Di dekat kampung halaman saya di Semarang, ada sebuah pabrik tempe dan tahu. Home industry ini memproduksi tempe segar tiap harinya dan dijual di pasar-pasar. Biasanya ada yang dibungkus daun, yang plastik juga tersedia. Bentuknya ada yang bujur sangkar ada yang seperti pipa. Saya lebih menyukai dengan pembungkus alami karena rasa khas daun pisang yang menggulungnya.
Cara Membuat Tempe
Kebanyakan orang mengolahnya menjadi tempe goreng, mendoan (tempe goreng dengan tepung), oseng-oseng tempe, tempe bacem, oblok-oblok, tempe penyet, sambal tempe, perkedel tempe dan masih banyak menu variasi lain sesuai selera pribadi.
Makanan tersebut tak hanya makanan rumahan, saya lihat telah disajikan dalam catering prasmanan pernikahan atau acara besar lainnya, restoran dan hotel terkemuka tanah air.
Jadi, siapa bilang tempe itu makanan wong ndeso (red: orang kampung) saja? Dahulu memang hanya bisa didapat di pasar tradisional, kini bisa didapatkan dengan mudah di supermarket, toko modern bahkan merambah ke greengoceries luar negeri (sampai service on line shopping-nya)! Naik pangkat.
Pertama kali datang ke Jerman, kami telah berhasil mendapatkan Tempeh (red: tempe) di bulan pertama dari Konstanz. Kota pelajar yang berbatasan dengan Swiss ini memiliki sebuah toko milik orang Indonesia yang diantaranya menyediakan tempe berselubung plastik transparan. Selain itu; tahu, kelapa, leci, pisang ambon, rambutan, durian, beragam bumbu, macam-macam mie kering/instan Indonesia dan sebagainya bisa didapatkan di toko BATAVIA ini. Ada imbiss (red: warung makan masakan Asia termasuk Indonesia) di dekat kasir toko. Harganya juga aman di kantong, tak mahal-mahal amat. Rasanya juga lezat, kata suami saya yang sudah mencoba.
Oh ya, produk bio yang sehat dan terbeli tadi kemudian saya timang dan masuk kulkas. Tertulis diproduksi oleh sebuah perusahaan tempeh di Belanda. Wah, mengapa Belanda????
1340260657989038145
Perusahaan tempeh di Belanda (dok.Soya Bean Company)
Sebuah perusahaan tempe di Belanda, Soya Bean Company bertempat di Kerkrade, Belanda. Pendirinya, Robbert van Dapperen. Setahun kemudian, tahun 1979, pembuatan tempenya di sebuah gudang di Rotterdam. Dari tahun ke tahun perusahaan ini maju, dengan sasaran orang Belanda, toko-toko Indonesia di Belanda, orang Indonesia yang tinggal di Belanda dan diekspor ke seluruh dunia pula.
Karena memerlukan tempat yang luas untuk produksi massal, terpilih kota Kerkrade. Bahkan berhasil menggaet saudara lelaki Robert, Ed untuk menjadi partner bisnis.
Mereka ini tak hanya memproduksi tempeh dan menjualnya world wide (Inggris, Jerman, Belgia dan Luxemburg), penyebaran leaflet tentang tempeh, menggelar demo cara membuat dan memasak tempeh hingga menembus Central Market.
Lalu ambisi mereka kedepan adalah membuat perusahaan mereka di Malaysia bisa merangkul warga negeri Jiran ini untuk gemar mengkonsumsi tempeh tak ubahnya seperti orang Indonesia!
Bisa jadi supply ini karena adanya demand di Malaysia bertambah (seiring banyaknya warga Indonesia dan TKI di sana?).
Jangan was-was kalau suatu saat tempeh (red: tempe) menjadi makanan favorit di Malaysia dan layak dikukuhkan menjadi masakan trully Malaysia.
Cara Membuat Tempe
Angan-angan saya mengembara, betapa gembira jika saat membeli makanan vegetaris ini, di Jerman misalnya, yang tertulis dibungkusnya, „Tempe made in Indonesia” bukan Tempeh Kerkrade.”
Tahun kedua merantau di Jerman, saya segera belajar pada seorang teman yang barusan pindahan dari Indonesia ke negeri sosis ini. Henny memberi instruksi kepada saya cara pembuatannya lewat telepon.
Setelah mudik dan membeli raginya, saya buat sendiri di dapur rumah. Hasilnya? Prima! Ternyata membuat tempe itu mudah, asal ada bahannya dan telaten:

Cara Membuat Tempe
1. Rendam kedelai semalam.
13402607521820136182
Kedelai yang telah terendam
2. Setelah membesar, remas kuat - kuat hingga kulit ari mengelupas semua.
13402608341611102044
Kulit ari dari kedelai yang terkelupas
3. Rebus kedelai sekitar 15 menit atau sampai matang.
13402609281781087362
Rebus dengan api sedang sembari diaduk.
4. Tiriskan hingga tak ada air menggenang.
5. Rebus tanpa air dengan api kecil, untuk menghindari gosong.
13402610281790341227
Jangan sampai gosong!
6. Dinginkan ditempat yang lebar.
13402611051877369676
Biarkan asap mengepul diudara sampai dingin
7. Jika kering, taburi dengan ragi secukupnya secara merata.
8. Bungkus, tutup plastik dengan mesin penjepit plastik atau gunakan lilin.
1340261182191398185
Masukkan plastik, jepit agar tertutup
9. Tusuk permukaan plastik dengan lidi atau tusuk gigi lalu bungkus dengan serbet bersih.
13402613011599873135
Tusuk secara merata
10.Letakkan di permukaan berjeruji untuk memberi jalan pernafasan bagi tempe.
11.Simpan di ruangan yang hangat (di Indonesia suhunya bisa mencapai 30 derajat mungkin lebih cepat, di Jerman di atas 20 derajat suhu ruangan sudah bagus, hingga tempe jadi dalam 2 - 5 hari)
12.Jika jamur putih sudah menutupi semua kedelai, tempe siap dikonsumsi. Jangan terlalu lama, bisa busuk. Segera simpan di kulkas atau freezer.

Cara Membuat Tempe
Keajaiban Manfaat Tempe untuk Kesehatan 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More